Daftar Perjuangan Long Distance Married Para Istri, Paksu Harus Tahu!

Long Distance Married

Long Distance Married (LDM) – Berubahnya status istri menjadi ibu muda bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan secara mandiri tanpa peran langsung para suami. Berubahnya peran ini, membuat para ibu muda merasa kerepotan. Pada kondisi seperti ini, peran para suami sangat dibutuhkan untuk membantu secara langsung.

Namun apa jadinya, jika nasib berkata lain? Sang suami harus pergi meninggalkan sang istri sendiri mengasuh anaknya yang baru lahir karena harus kembali bekerja ke perantauan. Hal ini tentu menjadi tantangan berat bagi sang ibu muda untuk mengurus anaknya sendiri tanpa peran langsung dari suami.

Baca juga: 5 Masalah Rumah Tangga yang Sering Terjadi & Solusinya

Long Distance Married (LDM) sepenuhnya tidak merugikan bagi sang istri jika masih mempunyai orang tua kandung. Daripada harus ikut suami merantau dan ujung-ujungnya sendiri saat ditinggal kerja, lebih baik tinggal bersama orang tua kandung.

Tinggal bersama orang tua kandung saat mengurus bayi, tentu akan lebih baik. Selain mendapatkan bantuan pengasuhan, orang tua juga berperan penting dalam memberi nasehat dan ilmu berdasarkan pengalaman di masa lalu.

Lantas, perjuangan apa saja sih yang banyak dialami istri saat Long Distance Married itu?

Ini Dia Perjuangan Long Distance Married Para Istri

Berikut ini terdapat beberapa perjuangan berat yang dirasakan sang istri saat LDM dengan suami:

1.Tidak Ada Tempat Mengadu dan Berkeluh Kesah Secara Langsung

Meskipun setiap hari bisa saling bertukar kabar dengan suami melalui pesan singkat, rasanya masih kurang puas jika tidak mengadu dan berkeluh kesah secara langsung. Pesan singkat terasa ada batasan dan tidak bisa optimal dalam mengungkapkan perasaan. Para istri yang mengalaminya pasti sangat paham akan hal ini.

Belum lagi harus bisa menyesuaikan dengan segala aktivitas kerja para suami, PR banget ya! Di sisi lain, ibu muda juga khawatir tentang apa yang telah disampaikan kepada suami, ternyata tidak sepenuhnya dipahami oleh suami.

2.Memaksakan Diri Untuk Tangguh dan Tahan Banting

Tanpa keberadaan suami, semua hal harus Anda lakukan secara mandiri. Mulai dari menyuapi anak, memandikan anak, mengajak bermain dan bahkan semua pekerjaan rumah harus dilakukan sendiri. Kondisi ini mau tidak mau memaksakan diri Anda untuk menjadi wanita tangguh dan tahan banting.

Berbeda jika ada suami, saat sedang capek karena aktivitas sehari-hari bisa minta tolong untuk memijit. Selain itu juga bisa berbagai tugas rumah tangga dan pengasuhan anak.

3.Cemas Berlebihan Karena Sulit Memiliki Waktu Luang Untuk Berkomunikasi dengan Suami

Kesibukan utama para ibu muda sehari-hari ya mengurus anaknya sendiri jika tidak bekerja. Hal ini membuat jadwal komunikasi bersama suami seringkali terkendala. Saat Anda sedang luang, suami masih bekerja. Saat suami sudah luang dan bisa menelepon, Anda sedang mengurus anak rewel.

Kondisi semacam ini tidak jarang membuat para ibu muda merasa cemas berlebihan karena kesulitan berkomunikasi dengan suami.

Baca juga: Cara Mengatur Finansial Keluarga Ini Bisa Terbebas dari Jeratan Pinjol, Simak Lengkapnya!

4.Menjadi Mudah untuk Overthinking

Overthinking sebenarnya sudah menjadi makanan sehari-hari dan wajah dialami oleh para ibu muda. Namun kondisi ini akan semakin parah tanpa keberadaan suami di sampingnya dalam mengurus anak. Berdasarkan banyak penelitian yang dilakukan para ahli, istri cenderung lebih mudah overthinking saat LDM.

Hal ini ternyata sangat wajar terjadi karena ibu muda harus melakukan dan menyelesaikan semua pekerjaan rumah sendiri.

Sekarang para suami jadi lebih tahu ya, bagaimana perjuangan Long Distance Married para istri untuk menciptakan keluarga bahagia. Untuk itu, bagi para suami yang kerjanya jauh di perantauan, harus lebih peka dan perhatian terhadap istrinya agar beban hidupnya menjadi lebih ringan ya!