Kekerasan Emosional – Dalam kehidupan berumah tangga, ternyata terdapat beberapa jenis kekerasan. Tidak hanya kekerasan dalam bentuk fisik, melainkan ada juga kekerasan dalam bentuk emosional.
Hanya saja, kekerasan emosional sering dianggap sebagai angin lalu karena tidak ada bukti fisik yang jelas. Namun siapa sangka, kekerasan emosional justru dampaknya lebih parah dibanding kekerasan fisik.
Baca juga: Masalah Rumah Tangga Tak Kunjung Berakhir, Manfaatkan Konseling Pernikahan Bisa Jadi Solusi
Untuk itu sebagai pembelajaran, penting bagi Anda memahami apa itu kekerasan emosional dan bagaimana langkah untuk menghadapinya.
Apa itu Kekerasan Emosional?
Kekerasan emosional (emotional Abuse) merupakan salah satu bentuk kekerasan yang dilakukan tanpa melibatkan aktivitas fisik dengan tujuan utama untuk merendahkan, mengekang, mengancam, meremehkan hingga menyudutkan pasangan.
Kekerasan ini ternyata juga bisa memberikan dampak yang serius kesehatan mental seseorang hingga dikategorikan sebagai psychological abuse. Pasangan yang suka melakukan kekerasan semacam ini, biasanya juga disertai dengan perilaku kekerasan rumah tangga lainnya, utamanya kekerasan fisik.
Ciri dan Contoh Nyata Kekerasan Emosional
Faktanya, kekerasan jenis ini memang sangat sulit dikenali karena biasanya dilakukan melalui perilaku manipulatif yang tersirat.
Selain itu, penerimanya seringkali tidak menyadari bahwa dirinya sedang mendapatkan kekerasan tersebut. Bahkan yang lebih mengerikan lagi, penerimanya baru sadar saat kesehatan mentalnya sudah memasuki masa kritis.
Berikut ini terdapat beberapa contoh emotional abuse yang seringkali tidak disadari:
- Sikap suka menghakimi semaunya sendiri
- Suka bercanda, tapi tidak bisa menyesuaikan tempat dan kondisi
- Menunjukkan sifat posesif berlebihan
- Banyak bertindak manipulatif
- Cenderung lebih suka meremehkan
- Sering mengancam pasangan
- Melakukan isolasi pada pasangan yang menjadi korban
Lantas apa dampaknya?
Dampak Emotional Abuse
Dikutip dari unggahan pada laman National Society for the Prevention Cruelty to Children, terdapat beberapa dampak emotional abuse yang akan dialami penerimanya:
1.Muncul Gangguan Sikap dan Perilaku
Kebanyakan pasangan yang menjadi korban emotional abuse biasanya akan menunjukkan sikap ketergantungan pada seseorang untuk melakukan berbagai hal. Selain itu, sikap dan perilaku negatif seperti mencuri, menindas dan hal negatif lainnya juga bisa saja terjadi pada korbannya.
2.Masalah Kesehatan Mental yang Serius
Pasangan yang mendapati emotional abuse, tidak jarang mendapat gangguan kecemasan, mengalami depresi berat, hingga muncul niat untuk mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.
3.Mengalami Gangguan Perkembangan Emosi
Gangguan perkembangan emosi sangat merugikan siapa saja penderitanya. Gangguan ini menyebabkan pasangan kesulitan untuk mengekspresikan emosi yang ada di dalam diri, merasa menjadi individu yang tidak layak untuk dicintai oleh pasangan hingga rasa percaya diri yang semakin menurun.
Cukup mengerikan bukan dampak dari kekerasan satu ini. Lantas, bagaimana cara mengatasinya?
Tips Mengatasi Emotional Abuse
Agar Anda tidak menjadi korban emotional abuse ke tahap yang lebih serius lagi, sebaiknya lakukan beberapa tips ini ya!
- Mulai tumbuh kembangkan rasa berani membela diri sendiri.
- Cobalah untuk membatasi aktivitas dan hubungan dengan pelaku emotional abuse.
- Berusaha melakukan banyak aktivitas di lingkungan yang positif.
- Tidak perlu berlarut-larut menyalahkan diri sendiri.
- Dahulukan kebahagiaan diri sendiri.
- Percaya bahwa masih banyak orang yang baik dan lebih menghargai Anda.
Berusaha untuk terlepas dari belenggu emotional abuse yang diberikan pasangan memang tidak mudah. Pasalnya, sebagian besar pasangan yang melakukan hal itu akan terus berusaha membuat Anda untuk bergantung padanya.
Baca juga: 5 Masalah Rumah Tangga yang Sering Terjadi & Solusinya
Untuk itu, Anda disarankan mencari lebih banyak dukungan emosional yang lebih positif dari orang terdekat dan bisa memberikan dampak positif. Namun, jika cara ini masih belum bisa membuat diri Anda lebih baik, konsultasi ke layanan konseling pernikahan mungkin bisa membantu mewujudkan keluarga bahagia bagi Anda.